Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format

Followers

Photobucket

Blog Archive

TAQWIM

MASA ITU EMAS



KISAH 3 PEMUDA TERPERANGKAP DI DALAM GUA 05:10


     

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari Muslim dikisahkan, ada tiga orang pemuda pergi hendak beribadah kepada Allah. Di perjalanan hujan turun sangat lebat sekali. Lalu mereka pun berlindung di dalam sebuah gua. Tiba-tiba jatuh sebuah batu sangat besar menutupi mulut gua. Ketiga-tiga pemuda itu akhirnya terkurung dan tidak dapat keluar.
Seorang dari mereka berkata kepada yang lainnya, “Wahai hamba Allah, demi Allah, tidak ada yang dapat menyelamatkan kita sekarang ini kecuali Allah Swt. Barangkali ada amal paling baik yang pernah kita lakukan yang dapat kita kemukakan kepada-Nya untuk menyelamatkan kita dari musibah ini”.
Salah seorang dari mereka lalu berkata, “Ya Allah, saya pernah terpikat kepada seorang wanita yang sangat cantik. Kerana aku memiliki kekuasaan dan kekayaan, lalu aku bayar wanita itu dengan harga yang dikehendakinya. Ketika kami berdua-duaan dan aku mempunyai kesempatan untuk berbuat zina, tiba-tiba aku ingat siksa-Mu ya Allah, lalu aku batalkan niat buruk itu. Ya Allah, seandainya apa yang aku perbuat itu baik menurut-Mu, tolong geserkan batu besar yang menghalangi mulut gua ini.”
Selesai pemuda itu berkata-kata, tiba-tiba batu besar yang menutupi mulut gua itu bergeser sedikit, tetapi mereka belum dapat keluar.
Lalu pemuda kedua pula berkata, “Ya Allah, aku pernah menyuruh sekelompok orang bekerja dengan upah masing-masing setengah dirham. Ketika mereka selesai bekerja, aku terus membayar upahnya. Tiba-tiba ada salah seorang daripadanya menolak mengambil upah itu, kerana ia merasa melakukan dua pekerjaan sekaligus. Ia hanya ingin diupah sebanyak satu dirham. Kerana tidak bersetuju dengan kadar upahnya, orang itu lalu pergi begitu sahaja tanpa mengambil upahnya terlebih dahulu.
Sepeninggalan orang itu, aku laburkan wangnya yang setengah dirham itu sehingga menghasilkan banyak keuntungan. Pada suatu hari orang tadi datang semula dan meminta upahnya yang setengah dirham itu. Lalu aku berikan kepadanya 10 ribu dirham dari keuntungan wangnya yang setengah dirham dari upahnya dahulu. Orang tersebut terkejut dan mengatakan: “Jangan kamu hendak bergurau, upah aku dahulu bukan sebesar ini tetapi hanya setengah dirham”. Lalu aku jelaskan, bahawa wangnya yang setengah dirham itu telah aku laburkan sehingga terus bertambah sampai sebanyak ini.
Setelah jelas, dia pun mengambilnya dengan penuh bahagia dan rasa syukur. Ya Allah, Engkau Maha Tahu, aku melakukan itu semata-mata kerana mengharapkan keredhaan-Mu. Ya Allah, jika apa yang aku lakukan itu baik menurutMu, tolong angkat batu yang menghalangi tempat keluar kami ini.”
Lalu batu itu bergeser kembali, namun mereka tetap belum dapat keluar.
Pemuda yang ketiga pula lalu berkata, “Ya Allah, kedua orang tua ku sudah sangat tua. Meskipun demikian, aku sangat menyayangi keduanya dan aku tidak pernah minum atau makan sebelum keduanya minum dan makan. Suatu hari aku bawakan sebotol air susu untuk keduanya namun mereka sedang tidur dengan lena. Aku tidak berani mengejutkannya, lalu aku tunggu sehingga keduanya bangun. Meskipun anak aku waktu itu menangis meminta susu itu, namun aku tidak memberikannya sebelum kedua orang tua aku meminumnya terlebih dahulu. Apabila kedua orang tua ku bangun, aku terus memberinya minum.
Ya Allah, Engkau Maha Tahu, apa yang aku perbuat itu semata-mata kerana mengharap keredhaan-Mu, maka tolong alihkan batu ini supaya kami dapat keluar”. Akhirnya batu itu bergeser kembali dan akhirnya mereka dapat keluar dari gua tersebut dengan selamat. (HR.Bukhari dan Muslim).

PENGAJARAN..
~ Allah memberikan bantuan kepada mereka yang benar-benar berdoa dengan penuh keikhlasan kepadaNya.
~ Dalam kesempitan, kita dibolehkan bertawassul dengan amal kebajikan yang kita lakukan.
~ Bertawassul juga merupakan salah satu ciri dalam Ahlus Sunnah Wal Jamaah
~ Dalam melaksanakan sesuau pekerjaan eloklah bermuafakat terlebih dahulu sebab muafakat itu membawa berkat
~ Berbakti kepada ibubapa adalah satu amalan soleh
~ Berlaku jujur dalam perniagaan juga amalan soleh
~ Mengelak dari melakukan perzinaan adalah amalan soleh

KISAH NABI LUTH DAN KAUMNYA 06:42

   


Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah s.w.t. Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahu kepada mereka bahawa dia adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan itu, Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum ditunda, kalau-kalau mereka kembali sedar mendengar dan mengikuti ajakan Luth serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anak saudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan diturunkan ke atas kaum Sadum permintaan oleh para malaikat itu diterima dan dijamin bahawa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.

Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yang berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam perjalanan mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil air dari sebuah perigi. Para malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mereka diterima ke rumah sebagai tetamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka ditngglkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya.



Si ayah iaitu Nabi Luth sendiri mendengar laporan puterinya menjadi binggung jawapan apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh remaja-remaja yang mempunyai tubuh bagus dan wajah elok. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahawa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.

Setelah di pertimbangkan akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth bahawa ia akan menerima mereka sebagai tamu di rumahnya apa pun yang akan terjadi sebagai akibat keputusannya ia pasrahkan kepada Allah yang akan melindunginya. Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mereka bersama-sama ke rumah pada saat kota Sadum sudah diliputi kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing. 

Nabi Luth berusaha dan berpesan kepada isterinya dan kedua puterinya agar merahsiakan kedatangan tamu-tamu, jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi isteri Nabi Luth yang memang sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka mereka bahawa Luth ada tetamu terdiri daripada remaja-remaja yang tampan parasnya dan memiliki tubuh yang sangat menarik bagi para penggemar homoseks.

Terjadilah apa yang dikhuatirkan oleh Nabi Luth. Begitu tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth, berdatanglah mereka ke rumahnya untuk melihat para tamunya dan memuaskan nafsunya. Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan menggunggu tamu-tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan. Mereka diberi nasihat agar meninggalkan adat kebiasaan yang keji itu yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat alam di mana Tuhan telah menciptkan manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan seksaan Allah.



Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tidak dihiraukan dan tidak dipedulikan, mereka bahkan mendesak akan menolak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan kalau pintu tidak di buka dengan sukarela. Merasa bahawa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:" Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam. Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fizikal yang dapat menolak kekerasan mereka, tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahawa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu-tamuku dirumahku sendiri.



Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya para tamu segera mengenalkan diri kepadanya dan memberi identitinya, bahawa mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu kepadanya dan bahawa mereka datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas menurunkan azab dan seksa atas rakyatnya yang membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya dari segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.



Kepad Nabi Luth para malaikat itu menyarankan agar pintu rumahnya dibuka lebar-lebar untuk memberi kesempatan bagi orang-orang yang haus homoseks itu masuk. Namun malangnya apabila pintu dibuka dan para penyerbu menindakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu. mereka mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta.

Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau bilau berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan mendadak para malaikai berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersama keluarganya, kerana masanya telah tiba bagi azab Allah yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.



Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya. Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang kerana ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua pemghuninya .Demikianlah mukjizat dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.

Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya surah "Al-Anbiyaa" ayat 74 dan 75 , surah "Asy-Syu'ara" ayat 160 sehingga ayat 175 , surah "Hud" ayat 77 sehingga ayat 83 , surah "Al- Qamar" ayat 33 sehingga 39 dan surah "At-Tahrim" ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth yang mengkhianati suaminya.

Allah SWT berfirman:
"Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka Luth, berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (QS. asy-Syu'ara: 160-163)

Allah SWT berfirman:
"Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu sedang kamu melihat(nya). Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui (akibat perbuatanmu)." (QS. an-Naml: 54-55)

Nabi Luth menyampaikan dakwah kepada mereka dengan penuh ketulusan dan kejujuran, namun apa gerangan jawapan dari kaumnya:
"Maka tidak lain jawapan kaumnya melainkan mengatakan: 'Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; kerana sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwahkan dirinya) bersih.'" (QS. an-Naml: 56)

"Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang- orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang soleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (seksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): 'Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk neraka.'" (QS. at-Tahrim: 10)

mereka mulai mengejek ajarannya dan mengatakan apa saja yang ingin mereka katakan:
"Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang- arang yang benar." (QS. al-'Ankabut: 29)

Allah SWT berfirman:
"Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya kerana kedatangan mereka, dan dia berkata: 'Ini adalah hari yang amat sulit.' Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergesa-gesa. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji." (QS. Hud: 77-78)

"Dia berkata: 'Hai kaumku, inilah puteri-puteri (negeriku) mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal." (QS. Hud: 78)

""Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kamu telah tahu bahawa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.'" (QS. Hud: 79)

Allah SWT berfirman:
"Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal." (QS. al-Qamar: 37-38)

Allah berfirman SWT:
"Pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kalian yang tertinggal, kecuali isterimu Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka kerana sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka adalah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" (QS. Hud: 81)

datanglah perintah Allah SWT:
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan\ seksaan itu tiadalah jauh dari orang- orang yang lalim. " (QS. Hud: 82-83)

Allah SWT berfirman tentang kota-kota Luth:
"Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada seksa yang pedih. " (QS. adz-Dzariyat: 35-37)

"Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia)." (QS. al-Hijr: 76)

"Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi, dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkannya." (QS. ash-Shaffat: 137-138)

TUKANG SIKAT RAMBUT PUTERI FIRAUN 03:44


 (MASYITAH MATI MEMPERTAHANKAN IMAN)


 Kita semua, sedia maklum bahawa Firaun mengaku dirinya Tuhan dan memaksa semua rakyat jelata agar menyembah dan memperhambakan diri padanya. Barang siapa yang engkar dengan suruhannya akan diseksa atau dihukum bunuh. Begitulah kejamnya Firaun. Walaupun hukuman diugut dengan hukuman bunuh, terdapat beberapa orang yang telah sedar dan beriman kepada Allah. Diantaranya ialah Siti Asiah, isteri Firaun sendiri dan keluarga Masyitah. Masyitah adalah pelayan raja yang paling lebih terkenal sebagai tukang sikat keluarga Firaun. Mereka terpaksa menyembunyikan keislaman mereka agar dengan itu mereka tidak diganggu oleh Firaun dan orang-orangnya. Walau bagaimanapun suatu hari, sewaktu Masyitah sedang menyikat rambut salah seorang daripada puteri Firaun, tiba-tiba sikat itu terjatuh dan tanpa disengajakan dia melatah dan menyebut, “Allah!” Puteri tersebut bertanya siapakah ‘Allah’ itu.
Pada mulanya Masyitah enggan menjawab pertanyaan itu.Namun puteri itu terus mendesak Masyitah agar menjawab pertanyaannya. Akhirnya dengan tenang Masyitah berkata, “Allah Tuhanku dan Tuhan sekalian alam .” Puteri tersebut dengan serta-merta mengadu kepada Firaun tentang Masyitah. Firaun terperanjat apabila mendengar Masyitah menyembah selain dari dirinya. Firaun dengan kekuasaan yang ada padanya telah memerintah menterinya bernama Hamman untuk membunuh Masyitah dan keluarganya yang telah menyembah Allah. Jasa Masyitah yang begitu banyak terhadap keluarga Firaun langsung tidak dikenang oleh Firaun. Selain menjadi tukang sikat, Masyitah juga mengasuh dan menguruskan istana.Tanpa usul periksa Firaun menjatuhkan hukuman berat kepada Masyitah dan keluarganya. Begitulah zalim dan kejamnya Firaun yang tidak berhati perut langsung. Beginilah sikap manusia yang punya kuasa dan kedudukan, yang lupa bahawa dia juga hamba kepada Tuhan yang menciptakannya. Manusia yang lemah terus diseksa sesuka hatinya. Di pihak Masyitah pula, dia sedar bahwa inilah masanya Tuhan hendak menguji keimanannya. Meskipun lemah fizikalnya namun Masyitah memiliki kekuatan jiwa yang sukar ditandingi oleh wanita lain. Beliau dengan lapang dada menerima apa sahaja yang hendak dilakukan oleh manusia kufur, sombong dan bongkak itu terhadapnya. Hamman telah memaksa pengawal-pengawalnya menyediakan kawah yang besar. Hamman ingin merebus Masyitah serta keluarganya yang terdiri dari suami dan empat orang anak termasuk seorang bayi yang masih kecil. Masyitah dan keluarganya melihat air di dalam kawah yang dimasak sehingga mendidih namun itu sedikitpun tidak menggugat keyakinan mereka kepada Allah. Sebelum ditolak ke dalam kawah tersebut, Masyitah sekeluarga telah ditanya oleh Hamman samada mahu selamat dengan menyembah Firaun kembali atau masuk ke dalam kawah dengan beriman kepada Allah. Dengan tegas mereka berkata, “Kami akan terus beriman kepada Allah sekalipun terpaksa terjun ke dalam kawah yang menggelegak ini.” Maka Hamman pun memaksa satu-persatu keluarga Masyitah terjun ke kawah tersebut dengan sombong dan ketawa terbahak-bahak sambil menyindir dan menghina mereka. Suami Masyitah dicampak dahulu dan diikuti dengan anak-anaknya. Masyitah melihat sendiri bagaimana suami dan anak-anaknya terkapai-kapai di dalam air yang menggelegak itu. Akhirnya tinggal Masyitah bersama bayi yang sedang dikendongnya. Di waktu itulah syaitan membisik ke telinganya, tidakkah dia rasa kasihan dan simpati pada bayinya yang masih merah dan tidak tahu apa-apa itu. Masyitah mula merasa ragu-ragu sama ada hendak membiarkan dirinya dicampak ke dalam kawah itu atau tidak. Ketika itu, dengan kuasa dan kehendak Allah, tiba-tiba anak yang masih kecil itu berkata-berkata kepada Masyitah, ibunya, “Wahai ibu marilah kita menyusuli ayah. Sesungguhnya syurga sedang menanti kita.” Bila mendengar kata-kata itu, Masyitah dengan rasa kehambaan kepada Allah mencampakkan diri dan anaknya ke dalam kawah yang sedang menggelegak itu. Kawah itu dikacau oleh pengawal dengan menggunakan penyudip besi. Mereka dikacau seperti ikan yang direbus. Maka matilah Masyitah bersama keluarganya demi mempertahankan aqidah dan keimanan mereka. Walaupun di dunia ini menerima seksa dan sengsara tetapi di Akhirat nanti, Allah telah menjamin syurga untuknya. Masyitah rela direbus hidup-hidup di dalam air menggelegak panas sehingga menyebabkan hancur dan masak kulit, isi dan seluruh badannya demi mempertahankan keyakinannya kepada Allah. Dia menerima segalanya dengan penuh keimanan, sabar dan redha kerana dia yakin Allah tidak akan mensia-siakan keyakinan itu. Begitulah kawan-kawan bagaimana hebatnya keyakinan Masyitah dan keluarganya kepada Allah. Keimanannya sungguh mendalam sehingga dia tidak takut dengan ancaman Firaun. Sememangnya Allah telah menjanjikan nikmat syurga yang kekal abadi untuk Masyitah dan keluarganya. KISAHTAULADAN.INFO

TUKANG SIKAT RAMBUT PUTERI FIRAUN 07:17


                          
                 TUKANG SIKAT RAMBUT PUTERI FIRAUN
                 (MASYITAH MATI MEMPERTAHANKAN IMAN)  
Kita semua, sedia maklum bahawa Firaun mengaku dirinya Tuhan dan memaksa semua rakyat jelata agar menyembah dan memperhambakan diri padanya. Barang siapa yang engkar dengan suruhannya akan diseksa atau dihukum bunuh. Begitulah kejamnya Firaun.
Walaupun hukuman diugut dengan hukuman bunuh, terdapat beberapa orang yang telah sedar dan beriman kepada Allah. Diantaranya ialah Siti Asiah, isteri Firaun sendiri dan keluarga Masyitah.
Masyitah adalah pelayan raja yang paling lebih terkenal sebagai tukang sikat keluarga Firaun. Mereka terpaksa menyembunyikan keislaman mereka agar dengan itu mereka tidak diganggu oleh Firaun dan 
orang-orangnya.


Walau bagaimanapun suatu hari, sewaktu Masyitah sedang menyikat rambut salah seorang daripada puteri Firaun, tiba-tiba sikat itu terjatuh dan tanpa disengajakan dia melatah dan menyebut, “Allah!”
Puteri tersebut bertanya siapakah ‘Allah’ itu. Pada mulanya Masyitah enggan menjawab pertanyaan itu.Namun puteri itu terus mendesak Masyitah agar menjawab pertanyaannya. Akhirnya dengan tenang Masyitah berkata, “Allah Tuhanku dan Tuhan sekalian alam .”
Puteri tersebut dengan serta-merta mengadu kepada Firaun tentang Masyitah. Firaun terperanjat apabila mendengar Masyitah menyembah selain dari dirinya. Firaun dengan kekuasaan yang ada padanya telah memerintah menterinya bernama Hamman untuk membunuh Masyitah dan keluarganya yang telah menyembah Allah.
Jasa Masyitah yang begitu banyak terhadap keluarga Firaun langsung tidak dikenang oleh Firaun. Selain menjadi tukang sikat, Masyitah juga mengasuh dan menguruskan istana.Tanpa usul periksa Firaun menjatuhkan hukuman berat kepada Masyitah dan keluarganya.
Begitulah zalim dan kejamnya Firaun yang tidak berhati perut langsung. Beginilah sikap manusia yang punya kuasa dan kedudukan, yang lupa bahawa dia juga hamba kepada Tuhan yang menciptakannya. Manusia yang lemah terus diseksa sesuka hatinya.
Di pihak Masyitah pula, dia sedar bahwa inilah masanya Tuhan hendak menguji keimanannya. Meskipun lemah fizikalnya namun Masyitah memiliki kekuatan jiwa yang sukar ditandingi oleh
wanita lain. Beliau dengan lapang dada menerima apa sahaja yang hendak dilakukan oleh manusia kufur, sombong dan bongkak itu terhadapnya.
Hamman telah memaksa pengawal-pengawalnya menyediakan kawah yang besar. Hamman ingin merebus Masyitah serta keluarganya yang terdiri dari suami dan empat orang anak termasuk seorang bayi yang masih kecil.
Masyitah dan keluarganya melihat air di dalam kawah yang dimasak sehingga mendidih namun itu sedikitpun tidak menggugat keyakinan mereka kepada Allah. Sebelum ditolak ke dalam kawah tersebut, Masyitah sekeluarga telah ditanya oleh Hamman samada mahu selamat dengan menyembah Firaun kembali atau masuk ke dalam kawah dengan beriman kepada Allah. Dengan tegas mereka berkata, “Kami akan terus beriman kepada Allah sekalipun terpaksa terjun ke dalam kawah yang menggelegak ini.”
Maka Hamman pun memaksa satu-persatu keluarga Masyitah terjun ke kawah tersebut dengan sombong dan ketawa terbahak-bahak sambil menyindir dan menghina mereka. Suami Masyitah dicampak dahulu dan diikuti dengan anak-anaknya. Masyitah melihat sendiri bagaimana suami dan anak-anaknya terkapai-kapai di dalam air yang menggelegak itu. Akhirnya tinggal Masyitah bersama bayi yang sedang dikendongnya.
Di waktu itulah syaitan membisik ke telinganya, tidakkah dia rasa kasihan dan simpati pada bayinya yang masih merah dan tidak tahu apa-apa itu. Masyitah mula merasa ragu-ragu sama ada hendak membiarkan dirinya dicampak ke dalam kawah itu atau tidak. Ketika itu, dengan kuasa dan kehendak Allah, tiba-tiba anak yang masih kecil itu berkata-berkata kepada Masyitah, ibunya, “Wahai ibu marilah kita menyusuli ayah. Sesungguhnya syurga sedang menanti kita.”
Bila mendengar kata-kata itu, Masyitah dengan rasa kehambaan kepada Allah mencampakkan diri dan anaknya ke dalam kawah yang sedang menggelegak itu. Kawah itu dikacau oleh pengawal dengan menggunakan penyudip besi. Mereka dikacau seperti ikan yang direbus. Maka matilah Masyitah bersama keluarganya demi mempertahankan aqidah dan keimanan mereka.
Walaupun di dunia ini menerima seksa dan sengsara tetapi di Akhirat nanti, Allah telah menjamin syurga untuknya. Masyitah rela direbus hidup-hidup di dalam air menggelegak panas sehingga menyebabkan hancur dan masak kulit, isi dan seluruh badannya demi mempertahankan keyakinannya kepada Allah. Dia menerima segalanya dengan penuh keimanan, sabar dan redha kerana dia yakin Allah tidak akan mensia-siakan keyakinan itu.
Begitulah kawan-kawan bagaimana hebatnya keyakinan Masyitah dan keluarganya kepada Allah. Keimanannya sungguh mendalam sehingga dia tidak takut dengan ancaman Firaun. Sememangnya Allah telah menjanjikan nikmat syurga yang kekal abadi untuk Masyitah dan keluarganya.

KISAHTAULADAN.INFO

PERISTIWA ISRAK DAN MIKRAJ 00:29




1. Sebelum Israk dan Mikraj
Rasulullah S. A. W. mengalami pembedahan dada / perut, dilakukan oleh malaikat Jibrail dan Mika’il. Hati Baginda S. A. W.. dicuci dengan air zamzam, dibuang ketul hitam (‘alaqah) iaitu tempat syaitan membisikkan waswasnya. Kemudian dituangkan hikmat, ilmu, dan iman. ke dalam dada Rasulullah S. A. W. Setelah itu, dadanya dijahit dan dimeterikan dengan “khatimin nubuwwah”. Selesai pembedahan, didatangkan binatang bernama Buraq untuk ditunggangi oleh Rasulullah dalam perjalanan luar biasa yang dinamakan “Israk” itu.
2. Semasa Israk (Perjalanan dari Masjidil-Haram ke Masjidil-Aqsa):
Sepanjang perjalanan (israk) itu Rasulullah S. A. W. diiringi (ditemani) oleh malaikat Jibrail dan Israfil. Tiba di tempat-tempat tertentu (tempat-tempat yang mulia dan bersejarah), Rasulullah telah diarah oleh Jibrail supaya berhenti dan bersembahyang sebanyak dua rakaat. Antara tempat-tempat berkenaan ialah:
i. Negeri Thaibah (Madinah), tempat di mana Rasulullah akan melakukan hijrah. ii. Bukit Tursina, iaitu tempat Nabi Musa A. S. menerima wahyu daripada Allah; iii. Baitul-Laham (tempat Nabi ‘Isa A. S. dilahirkan);
Dalam perjalanan itu juga baginda Rasulullah S. A. W. menghadapi gangguan jin ‘Afrit dengan api jamung dan dapat menyaksikan peristiwa-peristiwa simbolik yang amat ajaib. Antaranya :
- Kaum yang sedang bertanam dan terus menuai hasil tanaman mereka. apabila dituai, hasil (buah) yang baru keluar semula seolah-olah belum lagi dituai. Hal ini berlaku berulang-ulang. Rasulullah S. A. W. dibertahu oleh Jibrail : Itulah kaum yang berjihad “Fisabilillah” yang digandakan pahala kebajikan sebanyak 700 kali ganda bahkan sehingga gandaan yang lebih banyak.
- Tempat yang berbau harum. Rasulullah S. A. W. diberitahu oleh Jibrail : Itulah bau kubur Mayitah (tukang sisir rambut anak Fir’aun) bersama suaminya dan anak-anak-nya (termasuk bayi yang dapat bercakap untuk menguatkan iman ibunya) yang dibunuh oleh Fir’aun kerana tetap teguh beriman kepada Allah (tak mahu mengakui Fir’aun sebagai Tuhan).
- Sekumpulan orang yang sedang memecahkan kepala mereka. Setiap kali dipecahkan, kepala mereka sembuh kembali, lalu dipecahkan pula. Demikian dilakukan berkali-kali. Jibrail memberitahu Rasulullah: Itulah orang-orang yang berat kepala mereka untuk sujud (sembahyang).
- Sekumpulan orang yang hanya menutup kemaluan mereka (qubul dan dubur) dengan secebis kain. Mereka dihalau seperti binatang ternakan. Mereka makan bara api dan batu dari neraka Jahannam. Kata Jibrail : Itulah orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat harta mereka.
- Satu kaum, lelaki dan perempuan, yang memakan daging mentah yang busuk sedangkan daging masak ada di sisi mereka. Kata Jibrail: Itulah lelaki dan perempuan yang melakukan zina sedangkan lelaki dan perempuan itu masing-masing mempunyai isteri / suami.
- Lelaki yang berenang dalam sungai darah dan dilontarkan batu. Kata Jibrail: Itulah orang yang makan riba`.
- Lelaki yang menghimpun seberkas kayu dan dia tak terdaya memikulnya, tapi ditambah lagi kayu yang lain. Kata Jibrail: Itulah orang tak dapat menunaikan amanah tetapi masih menerima amanah yang lain.
- Satu kaum yang sedang menggunting lidah dan bibir mereka dengan penggunting besi berkali-kali. Setiap kali digunting, lidah dan bibir mereka kembali seperti biasa. Kata Jibrail: Itulah orang yang membuat fitnah dan mengatakan sesuatu yang dia sendiri tidak melakukannya.
- Kaum yang mencakar muka dan dada mereka dengan kuku tembaga mereka. Kata Jibrail: Itulah orang yang memakan daging manusia (mengumpat) dan menjatuhkan maruah (mencela, menghinakan) orang.
- Seekor lembu jantan yang besar keluar dari lubang yang sempit. Tak dapat dimasukinya semula lubang itu. Kata Jibrail: Itulah orang yang bercakap besar (Takabbur). Kemudian menyesal, tapi sudah terlambat.
- Seorang perempuan dengan dulang yang penuh dengan pelbagai perhiasan. Rasulullah tidak memperdulikannya. Kata Jibrail: Itulah dunia. Jika Rasulullah memberi perhatian kepadanya, nescaya umat Islam akan mengutamakan dunia daripada akhirat.
- Seorang perempuan tua duduk di tengah jalan dan menyuruh Rasulullah berhenti. Rasulullah S. A. W. tidak menghiraukannya. Kata Jibrail: Itulah orang yang mensesiakan umurnya sampai ke tua.
- Seorang perempuan bongkok tiga menahan Rasulullah untuk bertanyakan sesuatu. Kata Jibrail: Itulah gambaran umur dunia yang sangat tua dan menanti saat hari kiamat.
Setibanya di masjid Al-Aqsa, Rasulullah turun dari Buraq. Kemudian masuk ke dalam masjid dan mengimamkan sembahyang dua rakaat dengan segala anbia` dan mursalin menjadi makmum.
Rasulullah S. A. W. terasa dahaga, lalu dibawa Jibrail dua bejana yang berisi arak dan susu. Rasulullah memilih susu lalu diminumnya. Kata Jibrail: Baginda membuat pilhan yang betul. Jika arak itu dipilih, nescaya ramai umat baginda akan menjadi sesat.
3. Semasa Mikraj (Naik ke Hadhratul-Qudus Menemui Allah):
Didatangkan Mikraj (tangga) yang indah dari syurga. Rasulullah S. A. W. dan Jibrail naik ke atas tangga pertama lalu terangkat ke pintu langit dunia (pintu Hafzhah).
1. Langit Pertama: Rasulullah S. A. W. dan Jibrail masuk ke langit pertama, lalu berjumpa dengan Nabi Adam A. S. Kemudian dapat melihat orang-orang yang makan riba` dan harta anak yatim dan melihat orang berzina yang rupa dan kelakuan mereka sangat huduh dan buruk. Penzina lelaki bergantung pada susu penzina perempuan.
11. Langit Kedua: Nabi S. A. W. dan Jibrail naik tangga langit yang kedua, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi ‘Isa A. S. dan Nabi Yahya A. S.
111. Langit Ketiga: Naik langit ketiga. Bertemu dengan Nabi Yusuf A. S.
1v. Langit Keempat: Naik tangga langit keempat. Bertemu dengan Nabi Idris A. S.
v. Langit Kelima: Naik tangga langit kelima. Bertemu dengan Nabi Harun A. S. yang dikelilingi oleh kaumnya Bani Israil.
v1. Langit Keenam: Naik tangga langit keenam. Bertemu dengan Nabi-Nabi. Seterusnya dengan Nabi Musa A. S. Rasulullah mengangkat kepala (disuruh oleh Jibrail) lalu dapat melihat umat baginda sendiri yang ramai, termasuk 70,000 orang yang masuk syurga tanpa hisab.
v11. Langit Ketujuh: Naik tangga langit ketujuh dan masuk langit ketujuh lalu bertemu dengan Nabi Ibrahim Khalilullah yang sedang bersandar di Baitul-Ma’mur dihadapi oleh beberapa kaumnya. Kepada Rasulullah S. A. W., Nabi Ibrahim A. S. bersabda, “Engkau akan berjumapa dengan Allah pada malam ini. Umatmu adalah akhir umat dan terlalu dha’if, maka berdoalah untuk umatmu. Suruhlah umatmu menanam tanaman syurga iaitu lah HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH”. Mengikut riwayat lain, Nabi Irahim A. S. bersabda, “Sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahu mereka, syurga itu baik tanahnya, tawar airnya dan tanamannya ialah lima kalimah, iaitu: SUBHANALLAH, WAL-HAMDULILLAH, WA lah ILAHA ILLALLAH ALLAHU AKBAR dan WA lah HAULA WA lah QUWWATA ILLA BILLAHIL- ‘ALIYYIL-’AZHIM. Bagi orang yang membaca setiap kalimah ini akan ditanamkan sepohon pokok dalam syurga”. Setelah melihat beberapa peristiwa! lain yang ajaib. Rasulullah dan Jibrail masuk ke dalam Baitul-Makmur dan bersembahyang (Baitul-Makmur ini betul-betul di atas Baitullah di Mekah).
11x. Tangga Kelapan: Di sinilah disebut “al-Kursi” yang berbetulan dengan dahan pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. menyaksikan pelbagai keajaiban pada pokok itu: Sungai air yang tak berubah, sungai susu, sungai arak dan sungai madu lebah. Buah, daun-daun, batang dan dahannya berubah-ubah warna dan bertukar menjadi permata-permata yang indah. Unggas-unggas emas berterbangan. Semua keindahan itu tak terperi oleh manusia. Baginda Rasulullah S. A. W. dapat menyaksikan pula sungai Al-Kautsar yang terus masuk ke syurga. Seterusnya baginda masuk ke syurga dan melihat neraka berserta dengan Malik penunggunya.
1x. Tangga Kesembilan: Di sini berbetulan dengan pucuk pokok Sidratul-Muntaha. Rasulullah S. A. W. masuk di dalam nur dan naik ke Mustawa dan Sharirul-Aqlam. Lalu dapat melihat seorang lelaki yang ghaib di dalam nur ‘Arasy, iaitu lelaki di dunia yang lidahnya sering basah berzikir, hatinya tertumpu penuh kepada masjid dan tidak memaki ibu bapanya.
x. Rabbul-Arbab lalu dapat menyaksikan Allah S. W. T. dengan mata kepalanya, lantas sujud. Kemudian berlakulah dialog antara Allah dan Muhammad, Rasul-Nya:
Allah S. W. T : Ya Muhammad. Rasulullah : Labbaika. Allah S. W. T : Angkatlah kepalamu dan bermohonlah, Kami perkenankan. Rasulullah : Ya, Rabb. Engkau telah ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang besar. Engkau berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada Sulaiman yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan Sulaiman menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan ‘Isa Taurat dan Injil. Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan menghidupkan orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan. Allah S. W. T : aku ambilmu sebagai kekasih. Aku perkenankanmu sebagai penyampai berita gembira dan amaran kepada umatmu. Aku buka dadamu dan buangkan dosamu. Aku jadikan umatmu sebaik-baik umat. Aku beri keutamaan dan keistimewaan kepadamu pada hari qiamat. Aku kurniakan tujuh ayat (surah Al-Fatihah) yang tidak aku kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku berikanmu ayat-ayat di akhir surah al-Baqarah sebagai suatu perbendaharaan di bawah ‘Arasy. Aku berikan habuan daripada kelebihan Islam, hijrah, sedekah dan amar makruf dan nahi munkar. Aku kurniakanmu panji-panji Liwa-ul-hamd, maka Adam dan semua yang lainnya di bawah panji-panjimu. Dan aku fardhukan atasmu dan umatmu lima puluh (waktu) sembahyang.
4. Selesai munajat, Rasulullah S. A. W. di bawa menemui Nabi Ibrahim A. S. kemudian Nabi Musa A. S. yang kemudiannya menyuruh Rasulullah S. A. W. merayu kepada Allah S. W. T agar diberi keringanan, mengurangkan jumlah waktu sembahyang itu. Selepas sembilan kali merayu, (setiap kali dikurangkan lima waktu), akhirnya Allah perkenan memfardhukan sembahyang lima waktu sehari semalam dengan mengekalkan nilainya sebanyak 50 waktu juga.
5. Selepas Mikraj
Rasulullah S. A. W. turun ke langit dunia semula. Seterusnya turun ke Baitul-Maqdis. Lalu menunggang Buraq perjalanan pulang ke Mekah pada malam yang sama. Dalam perjalanan ini baginda bertemu dengan beberapa peristiwa yang kemudiannya menjadi saksi (bukti) peristiwa Israk dan Mikraj yang amat ajaib itu (Daripada satu riwayat peristiwa itu berlaku pada malam Isnin, 27 Rejab, kira-kira 18 bulan sebelum hijrah). Wallahu’alam.
(Sumber : Kitab Jam’ul-Fawaa`id) Kesimpulannya, peristiwa Israk dan Mikraj bukan hanya sekadar sebuah kisah sejarah yang diceritakan kembali setiap kali 27 Rejab menjelang. Adalah lebih penting untuk kita menghayati pengajaran di sebalik peristiwa tersebut bagi meneladani perkara yang baik dan menjauhi perkara yang tidak baik. Peristiwa Israk dan Mikraj yang memperlihatkan pelbagai kejadian aneh yang penuh pengajaran seharusnya memberi keinsafan kepada kita agar sentiasa mengingati Allah dan takut kepada kekuasaan-Nya.
Seandainya peristiwa dalam Israk dan Mikraj ini dipelajari dan dihayati benar-benar kemungkinan manusia mampu mengelakkan dirinya daripada melakukan berbagai-bagai kejahatan. Kejadian Israk dan Mikraj juga adalah untuk menguji umat Islam (apakah percaya atau tidak dengan peristiwa tersebut). Orang-orang kafir di zaman Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam langsung tidak mempercayai, malahan memperolok-olokkan Nabi sebaik-baik Nabi bercerita kepada mereka.
Peristiwa Israk dan Mikraj itu merupakan ujian dan mukjizat yang membuktikan kudrat atau kekuasaan Allah Subhanahu Wataala. Allah Subhanahu Wataala telah menunjukkan bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam.
Mafhum Firman Allah S. W. T. : “Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Surah Al-Israa’: Ayat 1). wallahua’lam..
sumber...ohislam.com